TUGAS
FINAL PENDIDIKAN MULTIKULTURAL
Nama
Pendidikan : SDN 103 Makale 6
Rumbe’
Alamat : Jalan Merdeka Km 2 Rumbe’
Nama
Pimpinan : Marleni Sukku Sonda ,S.Pd
Nama
Wali Kelas : Dina Patandean
Kelas : IV SD
|
No.
|
Nama
Siswa
|
Jenis
Kelamin
|
Agama
|
Suku
|
Sifat
Unik / Khusus
|
Keterangan
|
|
|
P
|
L
|
||||||
|
1.
|
Dwi
Aprianti Amelia
|
|
|
Islam
|
Bugis
dan Toraja
|
Pemarah
dan Cengeng
|
Terlalu
dimanja oleh orang tuannya
|
|
2.
|
Jefrianto
|
|
|
Kristen
|
Toraja
|
Pendiam
|
Kurang
Percaya diri
|
PENJELASAN
ANALISIS
1. Nama Siswa :
Dwi Aprianti Amelia
ü Karakter : Pemarah dan Cengeng
ü Gejala : Sering marah ketika
temannya iseng,sering menagis ketika tidak
Diajak bermain,dan sering marah dan menagis ketika tidak dapat
Menyelesaikan tugas.
ü Penyebab : Terlalu dimanja,keinginannya
selalu dipenuhi oleh orang tuanya,tidak
Nyaman dengan ruang kelasnya dan merasa
canggung dengan
Lingkungan kelas.
ü Masalah
siswa terkait dengan Pendidikan Multikultural yaitu :
Dwi
Aprianti Amelia merupakan anak tunggal perempuan dari 3 bersaudara,ayahnya
bekerja dari pagi hingga sore sedangkan ibunya sebagai ibu rumah tangga.Setiap
hari Dwi Aprianti Amelia bersama ibunya dan pada malam
hari ayahnya sesalu berada di rumah untuk menemani Dwi
Aprianti Amelia bermain atau belajar, kebersamaan Dwi
Aprianti Amelia dengan orang tuanya yang secara intens
membuat ia menjadi canggung berada di lingkungan luar. segala sesuatu yang di
inginkan Dwi Aprianti Amelia selalu
di penuhi dan ketika ia ingin sesuatu tetapi orang tuanya berjanji untuk
memberinya nanti maka Dwi Aprianti Amelia akan
menangis dan ketika menangis orang tua Dwi Aprianti
Amelia pun
akan cepat-cepat memenuhi keinginan Dwi Aprianti Amelia saat
itu juga.
Ketika anak menangis, kita harus tetap tenang, jaga emosi, dan harus segera
mencari tahu alasan atau penyebab mengapa anak tersebut menangis. Apabila
ia menangis karena rasa sakit atau sedih, kita boleh menenangkan dia dengan lemah
lembut. Tapi apabila anak tersebut menangis karena marah, maka kita harus menenangkan mereka dengan nada suara
tegas dan berwibawa. Daripada harus memukul, mencubit, membentak, yang
bisa berdampak buruk, Sebaiknya anak diajak bicara. Tentu saja tak perlu
mengajak anak berdiskusi panjang lebar seperti dengan orang dewasa. Karena
kapasitas berfikir anak masih minim jadi bicaralah langsung pada inti
permasalahan. Seperti “ Nak Amel mau bicara pada ibu guru kenapa menangis, nanti ibu guru bantu asalkan Dwi Aprianti Amelia diam dulu”. Ada baiknya bila orang tua atau guru agak mengabaikan
pada saat anak mulai menangis. Misalnya, pura-pura tak melihat sambil membaca
buku. Bila tangisnya malah mengeras, tetap mengabaikannya . Nanti tangisnya akan berhenti.
ü Penanggulangan terhadap karakter Dwi
Aprianti Amelia yaitu :
a) Memberi
pengertian kepada
Dwi Aprianti Amelia setiap ia menangis.
b) Jangan
mengedepankan rasa kasihan kepada anak, jadi ketika ia menangis berusaha untuk
tenang dan seakan tidak begitu peduli dengan tangisan anak.
c) Biasakan anak
untuk mengerjakan sesuatu secara berkelompok sehingga muncul rasa sosialnya.
2.
Nama Siswa : Jefrianto
ü Karakter : Pendiam
ü Gejala : Merasa kurang percaya
diri, Jarang di beri reward pujian,dan merasa
Jarang
dilibatkan dalam komunikasi .
ü Penyebab : Kurang mendapatkan pujian
dari orang yang dia sayang,rasa percaya
Dirinya yang kurang , dan dirinya kurang
berinteraksi dengan temannya.
ü Masalah
siswa terkait dengan Pendidikan Multikultural yaitu :
Jefrianto
kurang dapat pujian dan kasih sayang dari orang-orang terdekatnya. Seperti dari
orang tua, tante, om, kakek, nenek, dan orang yang terlihat dekat dengan
dirinya. Rasa percaya diri Jefrianto kurang karena banyaknya kritikan/penilaian
yang berlebihan dari orang-orang menyebabkan Jefrianto mengalami hambatan dalam
berkomunikasi dan beraktivitas. Sehingga membuat Jefrianto sanang menutup diri
bahkan kehilangan percaya diri. Kesempatan Jefrianto berinteraksi dengan
teman-teman sebayanya kurang, Jefrianto tidak diberi kesempatan berinteraksi
dengan teman/anak seusia dengan dia. Karena lingkungan mainnya terbatas hanya
keluarga.
Oleh
karena itu, ketika Jefrianto diajak keluar rumah,Penyebab anak pendiam bukan
hanya karena faktor keturunan, orang tua yang pendiam dan lain-lain. Tapi
penyebabnya bisa juga karena faktor anak tersebut kurang kasih sayang/perhatian
dari orang terdekatnya.Yang harus kita berikan terhadap anak pendiam yaitu
dengan membiarkan
mereka bereksplorasi, biarkan anak tumbuh/berkembang membangun citra dirinya, ajak
anak melakukan kunjungan. Misalnya, kita mengajak anak kunjungan kerumah
tetangga, keluarga atau teman-teman yang seumur dengan dia,dan ajak
teman sebayanya kerumah. Karena dengan mengajak anak-anak tetangga atau teman
sekolahnya untuk main kerumah, anak dapat belajar berinteraksi dengan orang
lain.
ü Penanggulangan terhadap karakter Jefrianto
yaitu :
a) Sebagai Orang tua/guru/orang yang dekat dengan anak kita
harus memberi perhatian kepada anak. Seperti memberi kesempatan kepada anak
untuk tampil didepan agar anak dapat memperoleh rasa percaya dirunya.
b) Kita juga harus selalu memberi motuvasi kepada anak, karena
dengan motivasi tersebut dapat mendorong anak untuk tampil dan berkreasi.
c) Sebagai Orang tua/Guru, kita jangan sampai lupa memberi
pujian kepada anak ketika dia telah berhassil menyelesakan tugas/kegiatan yang
diberikan. Karena dengan memberi suatu pujian dapat membangun rasa percaya diri
anak. Tetapi jangan memberi pujian yang belebihan kepada anak.









